Saturday, March 9, 2013

Until We Meet Again (Part 1)

Brakkk!!

"Mati aku", kataku dalam hati. Di depanku ada sebuah mobil sedan yang sedang berhenti dan dengan bodohnya aku baru saja menabrak bagian belakangnya. Aku menarik perseneling ke arah R dan aku melihat penyok di bemper belakang si sedan. Pemilik mobil itu keluar dari mobilnya dan menghampiriku dengan pandangan marah. Pria, 30 something, and good shape of body. Aku pun segera beranjak keluar dari mobil.

"Oh geez, I'm so sorry. It's my fault. Let me take care of your repair cost." Si pria tidak sempat berkata-kata. Dan oke, dari jarak dekat ternyata dia sangat menarik.

"It's okay, but you need to be more careful next time", suaranya berat tapi tenang.

"Maaf ya, aku benar-benar ceroboh. I'll take full responsible of your car, okay? Anyway, I'm Casey",kataku mengulurkan tangan. Si pria menjawab uluran tanganku dan memperkenalkan diri. His name is Mason. "Well, I need your number. Tapi sekarang aku lagi gak bawa handphone atau kartu nama, so please write it here." Aku menyerahkan kertas dan bolpen ke tangannya. "Thanks, I'll call you soon." Aku pun bergegas masuk ke mobil dan meninggalkan TKP.

Seminggu berlalu setelah kejadian itu dan aku benar-benar lupa akan peristiwa tabrakan di hari itu. Secara tak sengaja aku melihat mobil penyok di jalan dan aku baru teringat kembali. Aku pun menelepon Mason sepulang kantor.

"Hallo? Mason ya?"

"Yup, siapa ini?"

"Hey sorry, aku baru bisa telepon kamu sekarang. Ini Casey, the one who broke your car last week."

"Oh, hi, I thought you forgot about me."

"Sorry, it's not that I forgot. Can we meet up? I need to see you ASAP, before this guilty feeling killing me. Haha."

"Well, okay. Where?"

"PI aja deh. Aku udah deket. Uhm, let's meet up at Starbucks."

"Okay."

Singkat cerita, kami bertemu di Starbucks, dilanjutkan dengan dinner, beserta seluruh percakapan konyol malam itu.

 

"It's nice to see you, Cas." Mason tersenyum hangat sambil mengulurkan tangannya. Aku pun menyambutnya. Dan ringtone Moves Like Jagger tiba-tiba berkumandang. Oh, that's his.

"Hey beb, aku lagi di PI ketemu temen. Yep, I'll be there shortly. I know. Okay, bye." Mason menutup teleponnya. "Sorry, that's my gf," wajahnya tersenyum, tetap tenang.

Damn it! He has a girlfriend! I scream inside my heart. I found this attractive man out of nowhere but he's taken already. That's such a bad luck. Errrr….

"Yaudah, sana buru-buru gih… Mason, I hope Charlie is fine." FYI, Charlie is the name of his car.

"Don't worry. Thank you. Til I see you again."

 

∞ ∞ 

No comments: